Analisis Kandungan Produk Mi Instan di Indonesia
Pendahuluan
Mi instan menjadi primadona masyarakat Indonesia di kala sedang lapar namun minim budget pengeluaran untuk makan. Harga mi instan dibanderol dengan harga paling murah adalah tiga ribu rupiah per artikel ini dibuat. Selain itu, mi instan juga dinilai cepat dalam proses pembuatannya yang hanya memakan waktu sekitar tiga sampai dengan lima menit untuk siap disantap. Kemudian, hal ini juga didukung oleh varian rasa mi instan dan bentuk kemasan yang beragam. Varian rasa mi instan tersedia mulai dari rasa original bahkan hingga rasa rendang, samyang, dan lainnya.
Di balik semua keindahan mi instan, terdapat berbagai macam efek negatif yang dapat timbul jika terlalu sering mengkonsumsi produk-produk instan ini. Penyakit akibat sering mengkonsumsi mi instan antara lain adalah tekanan darah yang meninggi akibat kandungan garam yang tinggi pula, diabetes akibat kandungan karbohidrat yang berlebihan, keguguran jika sedang dalam masa kehamilan. sakit kepala kronis karena kandungan MSG, kerusakan hati akibat tingginya kandungan garam, obesitas apabila mengkonsumsi mi instan secara berlebihan, dan malnutrisi akibat nutrisi yang tidak seimbang [1].
Dasar Teori
Dalam memahami artikel ini lebih baik, terdapat beberapa hal yang harus dipahami atau disamakan persepsi terhadap istilah-istilah tersebut.
Makro Nutrisi
Makro nutrisi merupakan kelompok zat yang dibutuhkan tubuh dalama asupan yang relatif besar dibandingkan mikro nutrisi. Contoh dari makro nutrisi adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Ketiga zat tersebut menyumbang asupan energi bagi tubuh [6]. Apabila ketiga zat berlebihan pada tubuh, maka akan disimpan oleh tubuh dalam bentuk yang berbeda-beda. Karbohidrat yang sudah berbentuk glikogen akan disimpan dalam bentuk lemak [7]. Lemak tentunya akan disimpan dalam bentuk lemak. Sedangkan protein juga akan disimpan dalam lemak, namun apabila diimbangi dengan olahraga atau latihan fisik dapat membentuk otot pada tubuh [8].
Mikro Nutrisi
Sedangkan mikro nutrisi merupakan kelompok zat yang dibutuhkan oleh tubuh dengan jumlah yang relatif lebih kecil dibandingkan makro nutrisi. Contohnya adalah vitamin A, D, E, dan K yang larut dalam lemak dan air. Selain itu, vitamin yang larut dalam air saja adalah B kompleks dan C. Lalu, mineral dalam mikro nutrisi terbagi menjadi mineral makro dan mikro [6]. Mikro nutrisi umumnya apabila berlebihan akan disekresikan atau diekskresikan oleh organ terkait.
Dataset
Dataset diambil dari aplikasi Fat Secret. Fat Secret adalah aplikasi untuk melacak kandungan gizi pada makanan, latihan, dan berat badan para pengguna [2]. Data kandungan gizi pada aplikasi ini sejatinya merupakan data yang bersifat user collected di mana pengguna lah yang meng-input kandungan gizi suatu makanan, terutama jika terdapat merk baru atau varian rasa baru pada suatu merk yang sudah eksis. Dari data yang ada di aplikasi kemudian dimasukkan ke dalam satu file .csv dengan karakteristik sebagai berikut:
Dataset bisa diunduh di GitHub saya (link ada di paling bawah artikel).
Descriptive Statistic Analytics
Melihat Sebaran Merk pada Dataset
Dapat diamati bahwa Indomie merupakan mi instan dengan varian rasa terbanyak baik dalam bentuk mi goreng atau mi kuah. Kemudian, disusul oleh merk Sedaap pada posisi kedua. Sarimi dan Nissin menempati urutan ketiga. Hal ini membuktikan bahwa Indomie menguasai pasar mi instan di Indonesia dengan banyaknya varian rasa yang dimiliki.
Sebaran Kata Varian pada Dataset
Pada pemakaian kata-kata varian rasa mi instan, dapat dilihat bahwa banyak mi instan yang memiliki varian rasa ayam. Kemudian disusul dengan varian rasa soto yang juga cukup mendominasi. Lalu, sebagai pelengkap branding, digunakan pula kata-kata menggugah selera seperti spesial, hot, pedas, dan spicy. Hal ini menunjukkan bahwa memang terdapat varian rasa yang memang sebagai zona aman di mi instan dan terdapat branding menggunakan kata-kata tertentu untuk menarik calon pembeli.
Mean dan Median Kalori Mi Instan Goreng dan Kuah
Rata-rata kalori pada mi goreng jauh lebih tinggi daripada mi kuah, yaitu 407,92 kkal. Sedangkan, mie kuah memiliki rata-rata kalori 373,36 kkal.
Median kalori mi goreng juga menunjukkan hal yang sama, yaitu sebesar 390,0. Sedangkan mi kuah memiliki median kalori sebesar 350 kkal.
Dari boxplot di atas dapat dilihat bahwa baik kalori mi instan goreng dan kuah memiliki range variasi kalori yang hampir serupa. Keduanya juga memiliki outliers yang banyak di atas range. Namun, kalori mi instan goreng dapat diamati lebih tinggi dibandingkan dengan mi instan kuah. Dalam hal ini, dapat dibuat hipotesis bahwa kalori pada mi instan goreng bisa lebih tinggi diakibatkan adanya perbedaan ingredients. Berdasarkan pengamatan, mi instan goreng biasanya memiliki kecap dan saus non bubuk di dalam kemasan. Satu sendok makan kecap manis rata-rata mengandung sekitar 90 kalori [3]. Sehingga, hal tersebut bisa menjadi salah satu pemicu kalori mi instan goreng umumnya lebih tinggi daripada kalori mi instan kuah.
Mean dan Median Kalori Mi Instan Bungkus dan Cup
Rata-rata kalori pada mi instan bungkus jauh lebih tinggi daripada mi kuah, yaitu 396,44 kkal. Sedangkan, mi kuah memiliki rata-rata kalori 336,67 kkal.
Median kalori mi goreng juga menunjukkan hal yang sama, yaitu sebesar 380,0. Sedangkan mi kuah memiliki median kalori sebesar 360 kkal.
Pada boxplot di atas, dapat dilihat bahwa mi instan bungkus memiliki range kalori yang jauh lebih luas dibandingkan dengan mi instan cup. Median pada mi instan cup cenderung ada di atas sehingga kebanyakan produk terpusat pada atas range Terdapat outlier pada mi instan cup di bawah range karena terdapat beberapa mi instan yang menyediakan porsi mini atau kecil. Secara keseluruhan dapat diamati bahwa mi instan bungkus lebih memiliki kalori yang tinggi.
Mean dan Median Kalori Setiap Merk Mi Instan
Dari kedua gambar di atas, dapat diamati bahwa:
- Sarimi memiliki rentang kalori terluas pada semua merk mi instan di Indonesia. Artinya Sarimi memberikan berbagai macam pilihan kepada konsumen untuk mengkonsumsi produknya. Namun, median ada di bagian atas range menunjukkan bahwa produk-produk Sarimi didominasi memiliki kalori yang tinggi. Hal ini bisa disebabkan oleh kemasan produk Sarimi Jumbo.
- Berbeda dengan Sarimi, Sukses’s konsisten dalam memberikan produk dengan kalori yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa Sukses’s menyasar segmentasi pasar yang membutuhkan mi instan yang selain instan dalam waktu pembuatan juga instan dalam mengenyangkan perut konsumen. Namun, perlu diperhatikan bahwa merk ini memiliki kalori tertinggi dari semua merk mi instan di Indonesia.
- Merk mi instan yang memiliki varian rasa ala Jepang dan Korea cenderung memiliki kalori yang tinggi, yaitu Nissin dan Samyang. Nissin masih memberikan range yang lebih luas dibandingkan dengan Samyang. Namun, keduanya tetap memiliki kalori yang tinggi. Namun, Mi Gaga yang juga memiliki varian rasa ala Jepang dan Korea justru menunjukkan hal yang berbeda, yaitu memiliki kalori yang rendah.
- Merk mi instan Richeese sebagai pendatang baru memiliki kalori yang cukup rendah. Padahal mi instan ini menjanjikan rasa pedas dan beberapa rasa keju.
- Terdapat dua merk mi instan yang mengklaim bahwa merk tersebut adalah merk yang ramah terhadap konsumen yang sedang diet, yaitu Lemonilo dan Bihunku. Lemonilo menyediakan produk mi instan biasa sedangkan Bihunku dalam bentuk mi bihun instan. Lemonilo cenderung memiliki kalori yang rendah namun tidak lebih rendah dari Bihunku. Hal tersebut disebabkan oleh bahan baku mie biasa dan mie bihun yang tentunya berbeda. Namun, keduanya terbukti ramah bagi konsumen yang sedang diet jika dilihat dari jumlah kalori.
- Mi instan dengan merk Indomie, Sedaap, dan Pop Mie memiliki sebaran kalori yang fair. Dirasa tidak kekurangan dan tidak berlebihan, ketiga merk tersebut memiliki jumlah kalori yang tepat untuk dikonsumsi.
Karbohidrat Setiap Merk MieInstan
Dari visualisasi di atas, dapat diamati bahwa:
- Sama seperti analisis kalori, ketiga merk (Indomie, Sedaap, dan Pop Mie) memiliki karbohidrat yang dinilai fair.
- Mi Sukses’s tetap konsisten ada di atas dibandingkan merk-merk lain. Karbohidrat yang tinggi membuktikan bahwa Sukses’s memang menyasar konsumen yang mementingkan rasa kenyang secara instan.
- Rentang terluas masih dipegang oleh Sarimi.
- Bihunku dan Lemonilo sebagai mi instan yang ramah diet masih berada di bawah dibandingkan dengan merk lain.
- Kebanyakan merk memiliki rentang karbohidrat yang sempit dibandingkan dengan kandungan makro nutrisi lain.
Lemak Setiap Merk Mi Instan
Dari visualisasi di atas, dapat diamati bahwa:
- Lemonilo dan Bihunku memiliki kandungan lemak yang rendah.
- Meskipun Sukses’s memimpin di visualisasi-visualisasi sebelumnya, kali ini Sukses’s kalah dengan kandungan lemak merk Sarimi. Sarimi memiliki rentang yang luas dalam kandungan lemak.
- Mi Gaga sebagai mi dengan varian Jepang-Korea memiliki lemak yang lebih rendah dibandingkan dengan Nissin dan Samyang.
- Meskipun range Nissin lebih tinggi dan luas dibandingkan Samyang, keduanya memiliki median kandungan lemak yang berdekatan.
- Richeese yang sebelumnya rendah kalori dan rendah karbohidrat, ternyata berfokus pada kandungan lemak. Sehingga nilai kalori Richeese didominasi oleh lemak. Namun, akan dilihat kandungan protein Richeese pada visualisasi berikutnya.
Protein Setiap Merk Mi Instan
- Mi Sukses’s ternyata memiliki kandungan protein yang tertinggi.
- Masih dengan rentang terluas, Sarimi memiliki rentang protein yang terluas.
- Meskipun keduanya mengklaim sebagai mi sehat, namun Lemonilo lebih unggul karena memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan Bihunku.
- Mi Gaga memiliki range kandungan protein yang sangat kecil, namun itu masih lebih baik dibandingkan dengan kandungan protein dari merk Indomie, Sedaap dan Pop Mie.
Analisis Variabel Kategorik (PMF)
Distribusi Kalori Kemasan Bungkus dan Cup
Distribusi kalori pada kemasan bungkus cenderung berbentuk normal. Namun, pada kemasan cup berbentuk negatively skewed. Hal ini membuktikan bahwa variasi kalori kemasan bungkus lebih banyak variasi dan tidak terkumpul pada satu nilai. Sedangkan pada kemasan cup memiliki kalori yang terkumpul di angka yang besar.
Distribusi Kalori Kuah dan Goreng
Distribusi terbanyak di kedua kategorik ada di sekitar range 300–400 kkal. Namun terlihat bahwa ada pula nilai di atas 500 kkal yang merupakan mi instan dengan porsi jumbo.
Distribusi Lemak pada Kemasan Bungkus dan Cup
Pada kemasan bungkus terdistribusi secara normal namun didominasi oleh rentang 10–15 gram lemak. Pada kemasan cup terdistribusi secara skewed negative.
Distribusi Lemak pada Kuah dan Goreng
Pada kandungan lemak kuah terdistribusi secara normal sedangkan mi instan goreng terdistribusi secara skewed positive.
Distribusi Protein pada Kemasan Bungkus dan Cup
Terlihat bahwa distribusi kemasan bungkus cenderung menunjukkan distribusi normal. Namun, pada kemasan bungkus masih terdapat beberapa mi instan dengan kandungan protein yang rendah dibandingkan dengan kemasan bungkus. Namun, dapat diamati bahwa kandungan protein lebih baik pada kemasan bungkus karena tersebar di range yang lebih tinggi. Sehingga asupan protein kemasan bungkus lebih baik daripada kemasan cup.
Distribusi Protein Sajian Goreng dan Kuah
Keduanya terdistribusi secara normal. Keduanya juga memiliki distribusi yang hampir mirip dengan terdapat beberapa mi instan dengan protein rendah yang jauh dari puncak distribusi normal.
Distribusi Sodium (Garam)
Terlihat bahwa distribusi sodium pada sajian kuah lebih berbentuk ke skewed negative, sedangkan sajian goreng lebih berbentuk distribusi normal. Jika diamati, hal ini sangat memungkinkan karena pada mi instan sajian kuah biasanya membutuhkan penyedap yang kuat untuk kuahnya. Sehingga distribusi berbentuk skewed negative. Dan apabila diamati, range sajian kuah lebih tinggi dibandingkan dengan sajian goreng. Terutama terdapat produk mi instan yang hampir mencapai batas konsumsi sodium yang disarankan oleh WHO. WHO menyarankan maksimum konsumsi sodium adalah 2400 mg [9]. Dan terdapat produk mi instan sajian kuah dengan sodium yang sangat tinggi jika dilihat pada visualisasi distribusi di atas.
Analisis Korelasi Variabel
Dilakukan analisis korelasi antar variabel untuk melihat keterhubungan antara satu variabel dengan variabel lain.
Pearson Correlation
Dapat di amati bahwa:
- Korelasi antar variabel makro nutrisi dan variabel kalori cenderung tinggi. Hal ini menunjukkan adanya keterikatan apabila satu variabel bernilai tinggi, maka variabel lain juga akan tinggi.
- Namun, korelasi lemak_total dengan makro nutrisi lain tidak setinggi korelasi yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa belum tentu apabila makro nutrisi lemak tinggi maka makro nutrisi lain juga pasti sama tingginya.
Korelasi Lemak dan Protein
Analisis ini dilakukan karena konsumen yang mengikuti program diet biasanya membandingkan kedua hal ini. Biasanya dibutuhkan kandungan lemak yang rendah dengan protein yang tinggi. Akan dilihat bagaimana korelasi protein dan lemak total pada mi instan.
Dengan covariance 8,847, pearson correlation 0,673, dan visualisasi di atas menunjukkan bahwa korelasi protein dan lemak adalah high positive correlation. Keduanya berkorelasi namun tidak termasuk ke dalam perfect positive correlation.
Sehingga biasanya apabila protein tinggi, kandungan lemak juga tinggi. Begitu pula sebaliknya.
Korelasi Karbohidrat dan Gula
Dengan covariance 18,379, pearson correlation 0,491, dan visualisasi di atas menunjukkan bahwa korelasi anatar karbohidrat dan gula adalah low positive correlation. Keduanya berkorelasi namun secara rendah. Hal ini membantah bahwa kandungan karbihidrat yang tinggi pastinya memiliki kandungan gula yang tinggi pula. Apalagi ditambah jika karbhidrat diolah dengan enzim menjadi glukosa.
Sehingga dalam persepktif kandungan gula, mi instan di Indonesia tidak berbahaya.
Kesimpulan
Mi Instan di Indonesia memiliki berbagai macam merk serta varian rasa. Terdapat berbagai pilihan merk dengan target marketnya masing-masing. Terdapat merk yang mengutamakan kekenyangan konsumen semata dan adapula merk mi instan yang dikhususkan untuk rendah kalori.
Mi Instan di Indonesia cenderung memiliki distribusi yang beragam pada makro nutrisi dan kandungan sodium. Namun, sayangnya terdapat beberapa produk dengan kandungan berlebih apabila diamati.
Makro nutrisi pada mi instan saling memiliki keterhubungan. Hal ini menunjukkan hal positif karena menunjukkan kandungan gizi yang tidak jomplang antar makro nutrisi.
Saran
Berikut merupakan beberapa saran baik untuk konsumen, pemerintah, dan tim produk mi instan beberapa merk.
Saran untuk beberapa merk mi instan:
- Sebaiknya Bihunku dapat menaikkan kandungan protein pada mi instannya. Hal ini karena kalori pada Bihunku memang rendah, namun kandungan protein membuat hal tersebut tampak kurang baik. Selain itu, kandungan garam pada Bihunku yang tinggi dapat dievaluasi kembali.
- Sebaiknya Richeese meratakan makro nutrisinya agar kalori tidak sebagian besar berasal dari kandungan lemak saja.
- Sebaiknya Mi Sukses’s mengurangi kandungan makro nutrisi yang berlebih pada satu kemasan produknya.
Saran untuk konsumen:
- Lemonilo dinilai lebih baik daripada Bihunku sebagai “mi diet” karena meskipun rendah kalori, Lemonilo tetap mementingkan kandungan protein.
- Indomie, Pop Mie, dan Sedaap merupakan pilihan yang aman untuk dikonsumsi dilihat dari kandungannya.
- Apabila ingin mengkonsumsi mi pedas atau mi Jepang-Korea, Gaga menjadi alternatif diluar merk Nissin dan Samyang. Hal ini karena makro nutrisi Gaga yang dinilai tidak seberlebihan Nissin dan Samyang.
- Dari proporsi produk, Indomie memiliki jauh lebih banyak varian rasa yang dapat dipilih oleh konsumen, yaitu 26,2% dari semua varian rasa produk mi instan di Indonesia.
- Konsumen dapat mengurangi produk mi instan sajian kuah karena mengandung sodium yang banyak dibandingkan dengan mi instan goreng.
Saran untuk pemerintah atau pembuat regulasi:
- Sebaiknya dibuat aturan mengenai pencantuman nutrition label pada kemasan makanan. Hal ini dapat mempermudah konsumen untuk aware terhadap kandungan yang ada pada makanan kemasan.
Referensi
[1] Redaksi Halodoc, “Inilah bahaya terlalu banyak mengonsumsi mi instan yang perlu diketahui.| Chat dokter Beli obat Booking,” halodoc, Oct. 06, 2022. https://www.halodoc.com/artikel/harus-tahu-ini-7-bahaya-makan-mi-instan-terlalu-sering (accessed Dec. 12, 2022).
[2] FatSecret, “Penghitung Kalori — FatSecret,” App Store, Dec. 05, 2022. https://apps.apple.com/id/app/penghitung-kalori-fatsecret/id347184248?l=id (accessed Dec. 12, 2022).
[3] Viral Food Travel, “Sering Jadi Menu Sarapan, Berapa Ya Kalori Nasi Goreng Pakai Telur?,” kumparan, Jan. 28, 2021. https://kumparan.com/viral-food-travel/sering-jadi-menu-sarapan-berapa-ya-kalori-nasi-goreng-pakai-telur-1v4BMaZDtVt (accessed Dec. 12, 2022).
[4] Andi Annisa Dwi Rahmawati, “4 Mie Cup Goreng Pedas Praktis, Mana yang Pedasnya Paling Nampol?,” detikfood, Jul. 18, 2021. https://food.detik.com/info-kuliner/d-5647197/4-mie-cup-goreng-pedas-praktis-mana-yang-pedasnya-paling-nampol (accessed Dec. 12, 2022).
[5] Tafakoer, “KASKUS,” KASKUS, Jun. 30, 2022. https://www.kaskus.co.id/thread/62be25b92fa8ed200f3f53c1/inilah-daftar-rasa-indomie-yang-disangka-hilang-tapi-masih-ada-di-pasaran-apa-saja/ (accessed Dec. 12, 2022).
[6] “Mengenal Zat Gizi Makro dan Mikro Serta Fungsinya,” Hello Sehat, May 29, 2021. https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/zat-gizi-makro-vs-mikro/ (accessed Dec. 12, 2022).
[7] Rizky Wahyu Permana, “Mengapa Mengonsumsi Karbohidrat Bisa Membuat Perut Semakin Membuncit | merdeka.com,” merdeka.com, Jun. 15, 2021. https://www.merdeka.com/sehat/mengapa-mengonsumsi-karbohidrat-bisa-membuat-perut-semakin-membuncit.html (accessed Dec. 12, 2022).
[8] Alodokter, https://www.alodokter.com/author/restika, “Tubuh Kelebihan Protein, Ini Akibatnya,” Alodokter, Nov. 28, 2022. https://www.alodokter.com/tubuh-kelebihan-protein-ini-akibatnya (accessed Dec. 12, 2022).
[9] “Butuh Berapa Banyak Garam Tubuh Kita Per Hari? — Direktorat P2PTM,” Direktorat P2PTM, 2013. https://p2ptm.kemkes.go.id/artikel-penyakit/butuh-berapa-banyak-garam-tubuh-kita-per-hari#:~:text=Tapi%20badan%20kesehatan%20dunia%2C%20WHO,sendok%20teh%20garam%20per%20hari. (accessed Dec. 12, 2022).
[10] “Reading Food Labels,” Healthhub.sg, 2019. https://www.healthhub.sg/live-healthy/913/reading-food-labels (accessed Dec. 12, 2022).